Rektor Institut Agaman Kristen Negeri (IAKN) Ambon, Prof. Dr. Yance Zadrak Rumahuru, S. Si, MA akhirnya dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang ilmu agama dan lintas budaya, dengan tema Pidato pengukuhannya adalah “Advokasi dan Tata Kelola Keragaman†dalam sidang senat terbuka IAKN Ambon.
Pengukuhan ini dilaksankan Hari ini di ruang auditorium kampus IAKN Ambon - Kampus Harmoni Dalam Keragaman, Senin (3/10/22).
Prof. Dr. Yance Zadrak Rumahuru, S.Si, MA adalah Guru Besar Pertama Di IAKN
Ambon, Guru Besar Pertama Di Bidang Ilmu Agama Dan Lintas Budaya Di Indonesia,
Dan Guru Besar Pertama Pada PTKKN yang dilahirkan Kemeterian Agama RI.
Turut Hadir dalam pengukuhan ini Direktur Pendidikan Kristen Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI Dr. Pontus Sitorus, S.PAK., M.Si yang hadir Mewakili Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI, Forkopinda Provisi Maluku Dan Kota Ambon serta Undanagn Lainnya.
Pengukuhan Sang Profesor dilakukan Dalam sidang senat terbuka IAKN Ambon , oleh Sekjen Kementerian Agama RI, Prof Dr. Nizar Ali, M.Ag dengan mengalungkan medali kehormatan,
yang didahului dengan pembacaan SK Penetapannya, yang dibacakan oleh Kabak Akademik Kemahasiswaan Dan Kerjasama Iakn Ambon Yohanis S. Lakafin, M.Kom dengan nomor 022579/BII/3/2022 tentang kenaikan jabatan akademik fungsional dosen sebagai guru besar bidang Agama dan Lintas Budaya oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.
Dalam
sambutan singkatnya, Sekretaris Jendral Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H.
Nizar Ali, M. Ag mengucapkan selamat serta memberikan apresiasi kepada rektor
IAKN itu atas kenaikan jabatan akademik sebagai guru besar dalam bidang ilmu
agama dan Lintas Budaya yang diterimanya.
“
Jabatan guru besar adalah jabatan yang bergengsi dan bermartabat. Karena apa?
Karena ucapan dari seorang guru besar adalah ilmu atau teori. Sedangkan
prilakunya adalah teladan. Dan IAKN harus berbangga diri, memiliki pimpinan
yang mempunyai jabatan tertinggi pada bidang akademik,†kata Nizar dalam
sambutannya, Senin (3/10).
Dia
membeberkan, dewasa ini perguruan tinggi keagamaan negeri (PTKN) sudah
memperoleh kepercayaan yang tinggi dari masyarakat sebagai perguruan tinggi
pilihan utama. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jumlah peminat yang setiap
tahunnya sangat tinggi.
Sehingga
terjadi peningkatan jumlah mahasiswa pada PTKN yang hamper menyentuh angka satu
juta mahasiswa.
Olehnya itu, kata dia, dibutuhkan kepimpinan perguruan tinggi yang adaptif dan
responsif dengan berbagai tantangan yang dihadapi dunia pendidikan tinggi saat
ini. “
Kepercayaan
masyarakat tentu menjadi amanah yang harus kita tunaikan dengan menghadirkan
pelayanan pendidikan yang bermutu, dan relevan atas perkembangan zaman dan
tuntutan masyarakat, “ singkatnya.
Dalam kesempatan yang sama Guru besar yang juga Rektor IAKN) Ambon, Prof. Dr. Yance Zadrak Rumahuru, S. Si, MA mengatakan, perguruan tinggi yang dipimpinnya itu dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan. Hal tersebut dikerenakan IAKN merupakan lembaga pendidikan yang mengalami metamorfosis dari Sekolah Pendidikan Guru Agama Kristen (PGAK), Akademi Pendidikan Tenaga Kependidikan (APTK), Akademi Pendidikan Guru Agama Kristen Protestan Negeri (APGAKPN) dan Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Ambon.
Menurut
Rektor, lembaga pendidikan dibawa kepemimpinannya sudah ada sejak tahun 1960-an
dan hingga saat ini kampus yang berada di Halong Atas, Kecamatan Teluk
Baguala itu telah banyak memproduksi guru agama, guru musik, guru bimbingan
konseling, tenaga pastoral, pendeta atau gembala jemaat, peneliti, dosen, dan
berbagai profesi lainnya yang mengabdi untuk mencerdaskan generasi
bangsa.
“
Tidak sedikit sumber daya manusia telah dihasilkan sebagai tenaga pembangunan
bangsa di negeri ini. Dalam setiap tahapan perkembangannya, IAKN Ambon selalu
merespon masalah pembangunan masyarakat dengan pendekatan yang inter dan multi
disiplin, “ jelas Prof Rumahuru.
Pihaknya
menambahkan, meskipun kadang kurang disadari oleh masyarakat secara luas, namun
IAKN memiliki kekhasan agama dan budaya yang kuat. Dengan demikian, untuk
merespon konteks pembangunan masyarakat Maluku pasca konflik social sejak tahun
2000-an hingga saat ini, banyak riset dosen maupun mahasiswa yang dapat
dijadikan referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
maupun penyusunan kebijakan.
Selain
itu, di tahun 2007 pemerintah dan masyarakat giat mengupayakan rekonsiliasi dan
pembangunan perdamaian pasca konflik Maluku. STAKPN Ambon dan IAKN Ambon saat
ini tengah menawarkan pemikirannya berupa rumusan teologi integralistik sebagai
salah satu cara berteologi di tengah masyarakat majemuk yang sedang
berkonflik.
“
Gagasan utama Teologi Integralistik yang dikemukakan, bukanlah penyatuan atau
penyemarataan ajaran, tetapi gagasan tentang penerimaan dan penghargaan
terhadap realitas kemajemukan. Gagasan ini pun, sekaligus memberi penegasan
terhadap eksistensi masyarakat pulau-pulau yang beragam, tetapi terbuka
dan tahu mengelolanya menjadi kekuatan anak negeri yang luhur, “ pungkasnya.
Related
-
YUDISUM SARJANA STAKPN 2017 23 Oktober 2018
-
SEMINAR REVITALISASI KEBANGSAAN 23 Oktober 2018
-
WORKSHOP MUSIK VINCULOS FOR INDONESIA 2018 BERSAMA IAKN AMBON 23 Oktober 2018
-
-
-
Pelantikan Pejabat IAKN Ambon 23 Oktober 2018